Staff Menteri Keuangan RI yakni Ibu Titik Anas mewakili Ibu Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI menjadi pembicara dalam Seminar Nasional ISEI 2024 dengan tema “Memperkuat Fondasi Transformasi Ekonomi dan Kebijakan Publik yang Inklusif dan Berkelanjutan” dimana memberikan optimisme arah kebijakan fiskal yang telah dilakukan Pemerintah untuk menjadi jaring pengaman perekonomian nasional.
Indonesia berhasil dalam menavigasi ekonomi dalam mengatasi berbagai goncangan dimana tetap tumbuh solid diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Pandemi Covid-19 menyebabkan kontraksi yang dalam secara global. Indonesia dan India termasuk yang pulih paling cepat, walaupun dihadapkan pada krisis geopolitik.
Dalam kondisi di level domestik, performa ekonomi Indonesia masih terjaga dimana pada kuartal 2-2024 pertumbuhan komponen pengeluaran didorong oleh LNPRT sebesar 9,98 persen (YoY) serta pertumbuhan komponen produksi oleh sektor akomodasi makanan dan minuman sebesar 10,17 persen (YoY) dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sebesar 5,05 persen (YoY). Pertumbuhan ekonomi tersebut juga sejalan dengan tren inflasi yang terjaga Pandemi COVID-19 menyebabkan kontraksi yang dalam secara global. Indonesia dan India termasuk yang pulih paling cepat, walaupun dihadapkan pada krisis geopolitik.
Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP-TPID terus bersinergi untuk menciptakan bauran kebijakan pengendalian inflasi sehingga perekonomian. Dari sisi perdagangan, dinamika global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir terbukti memengaruhi kinerja perdagangan internasional Indonesia dimana ketahanan ekonomi yang dibangun terbukti berhasil menopang current account sehingga tekanan defisit sedikit berkurang.
Indonesia juga masih mendapatkan kepercayaan pasar dimana aliran FDI masih surplus dan kepercayaan pada SBN meningkat terlihat dari cukup stabilnya nilai tukar rupiah dan cadangan devisa yang meningkat. Model pembangunan Indonesia juga berhasil membuat membaiknya indikator kesejahteraan masyarakat seperti menurunnya tingkat kemiskinan di angka 9,03 persen dan menurunnya indeks gini di angka 0,379 pada awal tahun 2024. Bahkan IPM juga terus terakselerasi dimana berada di angka 74,39 pada tahun 2023 lalu. Berbagai hal tersebut dapat menjadi katalis positif untuk menuju visi Indonesia Emas 2045 untuk dapat menuju high income country sehingga akan mengantarkan Indonesia menjadi negara dengan perekonomian nomor lima terbesar di dunia dan menuju konsensus global yakni mewujudkan net zero emission.
Namun, berbagai hal tersebut bukanlah hal yang mudah karena munculnya berbagai tantangan sekaligus peluang berupa faktor global, domestik, perubahan iklim, dan digitalisasi yang membuat pentingnya transformasi ekonomi dan sosial yang dapat dicapai melalui akselerasi pertumbuhan ekonomi, penguatan well being, dan percepatan konvergensi antardaerah. Sebenarnya, Indonesia telah memiliki modal penting yang menjadi key assets yakni modal manusia, modal fisik, modal SDA, dan modal sosial.
Berbagai key assets tersebut perlu didorong melalui dukungan APBN yang sehat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui sustainable fiscal dengan melakukan collecting more, spending better, dan innovative financing untuk membuat APBN sebagai tools meningkatkan daya saing dan kesejahteraan.