Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Kongres ISEI XXII & SEMNAS 2024 yang mengusung tema “Memperkuat Fondasi Transformasi Ekonomi dan kebijakan Publik yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo meyakini Indonesia dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian dan geopolitik global tetapi memiliki 3 tantangan utama.
Tantangan pertama adalah tren perlambatan ekonomi global yang menurut World Bank “hanya” akan tumbuh di kisaran 2,6 persen di tahun 2024 dan naik tipis menjadi 2,7 persen di tahun 2025. Namun, Indonesia masih harus tetap bersyukur dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh di kisaran 5 persen.
Otomatisasi industri juga akan menjadi tantangan kedua karena pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam industrialisasi di tanah air dan global. Hal ini tentu akan menjadi catatan penting karena akan ada potensi hilangnya banyak lapangan pekerjaan akibat fenomena ini.
Poin terakhir, Presiden juga mencermati, munculnya gig economy yakni terjadinya akselerasi sistem ekonomi yang didorong melalui platform digital terutama setelah terjadinya Pandemi COVID-19. Maka dari itu, pekerja lepas (freelancer) atau pekerja sampingan dapat menjadi peluang apabila dimanfaatkan dengan baik tetapi sayangnya sering disalahgunakan karena praktiknya banyak perusahaan yang banyak mencari pekerja non-tetap untuk bekerja dalam perusahaannya.
Presiden juga mengharapkan Peran ISEI dalam membantu desain strategi aplikatif dan taktis namun mendetail bukan hanya sekedar bersifat makro yang sulit diimplementasikan. Ketiga tantangan perekonomian nasional tersebut dapat diselesaikan dengan salah satu strategi transformatif yakni dengan hilirisasi.
Hilirisasi yang sudah terjadi saat ini, masih berfokus pada komoditas mineral namun sudah menunjukkan arah yang positif seperti surplus neraca perdagangan, penerimaan pajak, dan menciptakan multiplier effect pada perekonomian nasional.
Maka dari itu, hilirisasi nantinya dapat mengalami pergeseran dari sektor padat modal menjadi padat karya salah satunya adalah produk pangan. Masih terdapat banyak potensi produk pangan Indonesia yang dapat menjadi peluang seperti rumput laut, kopi, kakao, dan produk komoditas lainnya.