Pada era globalisasi yang semakin pesat ini, salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana menciptakan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis inovasi. Salah satu kunci utama untuk mencapainya adalah dengan mengoptimalkan modal insani (human capital). Modal insani bukan sekadar aspek jumlah angkatan kerja, melainkan juga kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal ini, namun seringkali kualitas sumber daya manusianya masih terbatas. Melalui perspektif Romer’s Model dalam teori pertumbuhan ekonomi endogen, artikel dalam edisi Warta ISEI kali ini mencoba menggali bagaimana modal insani dapat menjadi faktor pendorong utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama dalam konteks Indonesia.
Paul Romer, seorang ekonom pemenang Nobel, mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor tradisional seperti modal fisik dan tenaga kerja, tetapi juga oleh akumulasi pengetahuan dan inovasi yang dihasilkan oleh sumber daya manusia. Dalam Romer’s Model, perkembangan teknologi dan inovasi dipengaruhi langsung oleh tingkat kualitas modal insani. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, semakin besar pula kontribusinya terhadap peningkatan produktivitas, inovasi, dan akhirnya pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan perspektif ini, penting bagi Indonesia untuk tidak hanya fokus pada kuantitas tenaga kerja, tetapi lebih mengutamakan pengembangan kualitas modal insani. Dalam artikel ini, dibahas berbagai solusi konkret yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia, seperti ketertinggalan dalam kualitas pendidikan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja global.
Salah satu solusi yang dibahas adalah pentingnya membangun karakter unggul. Dalam konteks Romer’s Model, kualitas individu sangat memengaruhi kapasitas inovasi dan produktivitas. Pembentukan karakter unggul yang berlandaskan pada nilai-nilai integritas, kejujuran, dan kedisiplinan akan menciptakan modal insani yang tidak hanya kompetitif tetapi juga produktif. Sebagai contoh, upaya memperkuat pendidikan karakter sejak dini dapat mengoptimalkan potensi generasi muda untuk menciptakan solusi-solusi inovatif yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain karakter, kompetensi teknis yang relevan dengan perkembangan zaman menjadi aspek lain yang krusial. Salah satu tantangan utama Indonesia adalah rendahnya tingkat keterampilan kerja, terutama keterampilan digital. Transformasi digital yang sedang berlangsung saat ini menuntut adanya peningkatan kapasitas modal insani dalam bidang teknologi informasi. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan keterampilan digital harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam menyusun program pelatihan yang efektif untuk menghasilkan tenaga kerja yang siap bersaing dalam dunia digital.
Pentingnya sertifikasi dan pengurangan tingkat NEET (Not in Education, Employment, or Training) juga menjadi fokus utama dalam membangun modal insani. Sertifikasi keterampilan yang diakui secara nasional dan internasional akan memberi jaminan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global. Dengan meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan serta memberikan peluang untuk sertifikasi, kita dapat mengurangi jumlah NEET yang saat ini masih cukup tinggi di Indonesia.
Di samping itu, dampak dari program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) juga perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas modal insani. Program ini memberikan dukungan ekonomi kepada keluarga miskin, namun dengan syarat bahwa anak-anak mereka tetap bersekolah. Dengan demikian, PKH tidak hanya berfungsi sebagai jaring pengaman sosial, tetapi juga sebagai instrumen untuk meningkatkan kualitas modal insani jangka panjang. Program ini, jika dikelola dengan baik, dapat mengurangi kesenjangan pendidikan dan mendorong generasi muda untuk lebih berdaya saing.
Terakhir, pembangunan diaspora yang berkualitas juga menjadi aspek penting dalam memperkuat modal insani. Diaspora Indonesia memiliki potensi besar untuk membawa kembali pengetahuan, investasi, dan teknologi yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Dengan memfasilitasi dan membina hubungan yang baik dengan diaspora, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi luar negeri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Melalui pendekatan yang holistik, seperti yang digariskan dalam teori Romer’s Model, Indonesia dapat meningkatkan kualitas modal insani yang pada gilirannya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Artikel dalam edisi Warta ISEI kali ini memberikan solusi konkret dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut dan mengajak kita semua untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi ekonomi masa depan yang lebih baik.
Oleh Solikin M. Juhro
Sekretaris Umum PP ISEI