Bogor, 10 Mei 2025 – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menggelar diskusi yang bertajuk “WTO Tanpa AS: Mungkinkah? Dan Bagaimana Masa Depan Perdagangan Pangan sebagai Special Product WTO?” dimana membahas perubahan mendasar dalam tatanan perdagangan dan kerja sama internasional terutama di sektor pangan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh ISEI di Sekolah Bisnis IPB menghadirkan para ahli dari bidang ekonomi, perdagangan internasional, dan kebijakan publik.
Kegiatan ini dibuka oleh Prof. Noer Azam Achsani selaku Dekan SB IPB dan Ketua ISEI Bogor kemudian dengan keynote speech dari Dr. Aida S. Budiman selaku Ketua Bidang III PP ISEI dan pemantik diskusi yang disampaiakan oleh Nur Rakhman Setyoko Dewatapri selaku Dubes untuk WTO PTRI Jenewa dan Prof. Bayu Krisnamurthi selaku Ketua Bidang IV PP ISEI. Pada sesi yang dimoderasi oleh Dr. Tanti Novianti ini menghadirkan 5 discussant, yakni: Prof. Erwidodo, Prof. Amzul Rifin, Dr. Ade Candradijaya, Dr. Mohammad Dian Revindo, dan Haris Munandar, Ph.D.
Dalam beberapa tahun terakhir pergeseran sistem aturan global yang multilateral menuju pendekatan unilateral dan bilateral terjadi sangat masif. Pergeseran ini ditandai dengan kebijakan Amerika Serikat sebagai pendiri World Trade Organization (WTO) yang seolah tidak lagi menghormati aturan bahkan terkesan menyandera WTO. Kondisi ini menimbulkan tantangan baru dalam menjaga stabilitas perdagangan global yang selama ini dibangun atas dasar konsensus bersama (global based rules).
Perubahan ini berdampak signifikan pada perdagangan produk strategis, terutama pangan yang menjadi momok banyak negara. Sektor pangan yang kini menjadi komoditas rentan terhadap kebijakan proteksionis serta pembatasan perdagangan menjadi isu yang harus dicermati dan di antisipasi mendalam oleh berbagai negara. Ketahanan pangan harus menjadi isu utama, mengingat pangan berperan sebagai kebutuhan dasar sekaligus instrumen strategis karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan menjadi pion dalam hubungan internasional. Ketidakpastian memicu fluktuasi harga pangan dan ketegangan geopolitik yang akan berdampak pada penurunan kualitas hidup Masyarakat.
Seminar ini juga menyoroti kelanjutan “war game era” terutama di sektor pangan yang mungkin terjadi di mana negara-negara mengutamakan kepentingan nasional dan strategi bilateral dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, termasuk aspek ekonomi, keamanan, dan teknologi. Diskusi menekankan pentingnya kebijakan adaptif dan kolaborasi strategis untuk menjaga posisi Indonesia di kancah global melalui outlook Multiregional Framework Partnership (MFP).
Seminar ini menjadi wadah penting untuk berbagi pengetahuan, memperkuat kolaborasi, dan merumuskan langkah strategis menghadapi perubahan global demi perdagangan yang adil, stabil, dan berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.
Bahan Materi | ||
Keynote Speech ISEI Open Discussion “WTO Tanpa AS: Mungkinkah? Dan Bagaimana Masa Depan Perdagangan Pangan Sebagai Special Product WTO?” |
Aida S. Budiman Ketua Bidang III PP-ISEI |
Download di sini |
Trade War 2.0 Potensi Dampak Perang Dagang Amerika Serikat dan Implikasi terhadap Indonesia |
Pusat Kajian Iklim Usaha & Rantai Nilai Global LPEM FEB UI |
Download di sini |
WTO Tanpa AS: Mungkinkah? Dan Bagaimana Masa Depan Perdagangan Pangan sebagai Special Product WTO |
Haris Munandar, Ph.D Direktur Senior Kepala Grup Kebijakan Internasional Bank Indonesia |
Download di sini |
WTO tanpa AS? Mungkinkah? Bagaimana Perundingan Pangan ke depan? |
Duta Besar Nur Rakhman Setyoko Deputi Wakil Tetap II, PTRI Jenewa |
Download di sini |