Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menyelenggarakan kegiatan Seminar Series Kajian Kebijakan Publik (KKP) 5.0 dan Diseminasi KKP 4.0 yang kedua pada Selasa, 25 Juni 2024 di Makassar. Kegiatan seminar series yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Road to Kongres ISEI XXII dihadiri sekitar 300 peserta baik secara online maupun offline yang terdiri dari perwakilan akademisi (A), pelaku usaha (Business/B) dan Pemerintah (Government/G). Kegiatan seminar ini dilaksanakan di Baruga Phinisi Lt. 4 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dan juga secara daring melalui Zoom. Seminar series bertemakan ”Hilirisasi Pangan: Kunci Kebangkitan Ekonomi Indonesia” dibuka dengan keynote speech oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (Rizki Ernadi Wimanda, PhD) dan sambutan oleh Ketua ISEI Cabang Makassar sekaligus Koordinator Wilayah Timur Indonesia Pengurus Pusat (PP) ISEI (Dr. Sultan Suhab). Turut hadir pula Plh. Kepala Biro Perekonomian Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan (Aziz Bennu).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan pada sesi keynote speech menyampaikan bahwa hilirisasi pangan diperlukan untuk penguatan struktur perekonomian Indonesia. Dalam konteks keterkaitan ekonomi dunia yang semakin meningkat, terdapat peluang ekonomi baru dan transmisi yang dapat mempengaruhi perekonomian dalam negeri, sehingga diperlukan adaptasi untuk memitigasi risiko dan menjaga stabilitas perekonomian melalui hilirisasi pangan. Dengan terlaksananya seminar series ini, diharapkan dapat memperkaya gagasan serta pemikiran dalam penyusunan Buku KKP 5.0 yang akan disampaikan saat Kongres ISEI XXII di Solo pada 19-20 September 2024. Selanjutnya, secara simbolis Buku KKP 4.0 disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung sekaligus Ketua Focus Group (FG) Ketahanan Pangan dan Sustainabilitas Bidang II PP ISEI (Prof. Bustanul Arifin) kepada salah satu narasumber Seminar Series dari perwakilan pelaku usaha yaitu Presdir BAKTIPERSADA Group (Dr. La Tunreng). Kegiatan dilanjutkan dengan sesi foto bersama dengan para narasumber, yaitu Associate Professor Sekolah Bisnis IPB University sekaligus Ketua FG Ekonomi Sumber Daya Maritim Bidang II PP ISEI (Dr. Nimmi Zulbainarni), dan moderator seminar sekaligus pemateri ringkasan Buku KKP 4.0, Deputi Direktur Bank Indonesia Institute (Donni Fajar A., PhD). Pemaparan Buku KKP 4.0 dilakukan pada sesi diseminasi, di mana buku KKP 4.0 merupakan sintesis pemikiran para ekonom ISEI yang terangkum dalam 6 (enam) bab dalam menjelaskan kondisi ekonomi pascapandemi, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendorong kebangkitan ekonomi utamanya pada hilirisasi, digitalisasi dan ekonomi berkelanjutan. Sebagai informasi, kegiatan diseminasi Buku KKP 4.0 sebelumnya telah dilakukan di Palangka Raya (14 Desember 2023), Mataram (1 Maret 2024), dan Surabaya (28 Mei 2024).
Pembahasan terkait tema ”Hilirisasi Pangan: Kunci Kebangkitan Ekonomi Indonesia” ini merupakan pendalaman dari Bab II dari Buku KKP 5.0 yang saat ini tengah disusun oleh Bidang II PP ISEI. Dari sisi Akademisi, Prof. Bustanul Arifin mengungkapkan bahwa upaya hilirisasi pangan di sektor pertanian menjadi penting karena adanya pengaruh terhadap laju inflasi utamanya pada kelompok volatile food. Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju inflasi pada kelompok tersebut membutuhkan investasi dan konsolidasi penggilingan, serta pembenahan panen dan pascapanen, khususnya pada komoditas penyumbang inflasi. Sejalan dengan hal tersebut, Dr. Nimmi Zulbainarni memaparkan bahwa di sektor perikanan, hilirisasi pangan diupayakan dengan pemetaan sistem pengelolaan maritim berbasis sustainability. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi laut yang besar dan dapat menopang ketahanan pangan nasional. Pengelolaan pasca-penangkapan yang belum optimal memerlukan upaya holistik melalui optimalisasi cold chain dan simplifikasi birokrasi. Sementara itu, Dr. La Tunreng menyampaikan bahwa penguatan hilirisasi pangan menghadapi beberapa tantangan, seperti infrastruktur yang kurang memadai, akses ke teknologi, dan sumber daya manusia yang belum optimal. Hal ini turut didukung Deputi Kemenkomarves (Firman Hidayat) yang menyampaikan bahwa diperlukan sinergi antara Pemerintah, akademisi, serta pelaku usaha utamanya untuk perbaikan kebijakan ke depan melalui penguatan komponen pendukung hilirisasi seperti infrastruktur, akses, dan sumber daya manusia. Kunci peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam upaya penguatan hilirisasi pangan adalah tata kelola baik di sisi hulu maupun hilir. Acara seminar dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang berupa pendalaman materi hilirisasi pangan pada siang hari oleh Ketua FG Ekonomi Sumber Daya Maritim Bidang II PP ISEI.