Covid-19 menyebabkan 1.476.819 orang terinfeksi dan 87.816 kematian di negara ASEAN (ASEAN,2020). Hal ini menimbulkan kepanikan di seluruh negara. Virus ini menyebar semakin luas secara global dan direspons oleh beberapa negara dengan kebijakan lock down guna memutus tali rantai penyebaran virus. Kebijakan lockdown ini mengakibatkan stagnasi pada aktivitas perekonomian yang ditandai dengan terhentinya hampir semua kegiatan ekonomi produktif sehingga berujung pada kelesuan ekonomi yang melebihi krisis dan resesi pada periode depresi awal abad ke-20.
Dampak Covid-19 tidak hanya merugikan sisi kesehatan, namun juga mempengaruhi kondisi perekonomian negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia (ASEAN Development Bank, 2020). Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I-2020 menurun di angka 2,97% atau mengalami kontraksi sebesar 2,41%. Pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah jika dibandingkan Triwulan I-2019 (5,07%) dan Triwulan IV-2019 (4,97%). Selain pertumbuhan ekonomi, jumlah pengangguran meningkat sebanyak 60.000 orang per Februari 2020. Kelesuan ekonomi ini mengakibatkan banyak masyarakat yang merasakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi perekonomian nasional merepresentasikan bahwa kondisi perekonomian daerah tidak jauh berbeda. Pertumbuhan ekonomi daerah umumnya mengalami penurunan dengan besaran yang berbeda. Balinusra mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi terparah yaitu sebesar 4,58% (dari 5,52% pada 2019-IV menjadi 0,94% pada 2020-I). Kalimantan mengalami penurunan yang paling rendah yaitu 1,24% (dari 3,73% pada 2019-IV menjadi 2,49% pada 2020-I).
Membangun perekonomian dari daerah di era new normal merupakan upaya yang sangat dibutuhkan guna memperbaiki perekonomian nasional pasca pandemi Covid-19. Kondisi yang terdisrupsi pada berbagai sektor harus direspons dengan agilitas yang tinggi, inovatif dan tidak mengandalkan kebiasaan yang sudah pernah terjadi. Mencari solusi secara bersama dan memenuhi tuntutan local specific dibutuhkan kajian ekonomi lokal yang “holistic”, berbasis sumberdaya, digital, kompetensi inti dan didukung oleh upaya inovatif berkelanjutan.
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: