Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) bersama Perbanas, Kitabisa, infid, rumah politik kesejahteraan, BIEN (Basic Income Earth Network), dan IndoBIG Network mengadakan Pelatihan mengenai Pendapatan Dasar (Basic Income Training). Kegiatan yang berlangsung pada 25 – 27 April 2025 ini merupakan wujud peran ISEI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui pemikiran-pemikiran ekonomi progresif dengan meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong inovasi, dan juga mengentaskan disparitas ekonomi. Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid ini, diikuti oleh 20 penerima beasiswa secara offline dan 87 peserta secara online.
Workshop ini turut dihadiri oleh Bapak Muhaimin Iskandar selaku Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar selaku Rektor Perbanas Institute sekaligus Ketua Bidang V PP ISEI, Ibu Dr. Aviliani selaku Ekonom Senior INDEF, dan Dr. Sarath Davala selaku Presiden Basic Income Earth Network (BIEN).
Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari. di hari pertama pada tanggal 25 April 2025, para peserta memperoleh materi mengenai konsep dasar dan fondasi teoretis mengenai Universal Basic Income (UBI) dalam konteks global maupun nasional. Para peserta kemudian mengikuti paparan yang membahas definisi, tujuan, serta prinsip ekonomi di balik UBI, termasuk perbandingannya dengan skema jaminan sosial tradisional. Dalam sesi diskusi panel, peserta mendapatkan wawasan dari studi kasus internasional mengenai implementasi UBI, yang mengulas efektivitas intervensi tunai dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan, mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga, serta mengurangi ketimpangan. Diskusi diakhiri dengan kajian tentang potensi dampak UBI terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, termasuk implikasi terhadap pasar tenaga kerja dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi guncangan ekonomi.
Di Hari Kedua, pada tanggal 26 April 2025, Para peserta mendapatkan pembekalan terkait komponen-komponen utama dalam merancang program UBI, seperti penentuan wilayah intervensi, segmentasi penerima manfaat, serta mekanisme pembiayaan dan distribusi. Dalam sesi ini, studi kasus lokal seperti Jamesta Istimewa dan Bojonegoro Klunting dijadikan acuan untuk memahami bagaimana pendekatan berbasis komunitas dapat digunakan dalam skema pendapatan dasar. Para peserta juga didorong untuk menganalisis kelayakan fiskal dan implikasi ekonomi mikro dari berbagai model UBI. Sesi lanjutan membahas strategi advokasi kebijakan, termasuk pendekatan komunikasi publik dan penguatan jejaring antara organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan pembuat kebijakan. Materi ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta dalam menyusun kerangka kerja yang realistis dan berbasis bukti dalam mengusulkan UBI sebagai bagian dari kebijakan sosial ekonomi nasional.
Di Hari Ketiga, pada tanggal 27 April 2025, para peserta menyelesaikan draf rancangan proyek percontohan UBI yang telah dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan dan potensi wilayah. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan rencana mereka di hadapan panelis untuk mendapatkan masukan terkait aspek desain program, kelayakan ekonomi, serta indikator evaluasi dampak. Selain itu, para peserta terlibat dalam diskusi reflektif mengenai tantangan dan peluang implementasi UBI di Indonesia, termasuk kemungkinan integrasinya dengan agenda reformasi sosial dan fiskal. Kegiatan diakhiri dengan sesi penutupan yang merangkum temuan-temuan utama dan menyusun arah pengembangan roadmap advokasi UBI ke depan, dengan tetap mempertimbangkan prinsip keberlanjutan ekonomi.
Dengan berjalannya kegiatan workshop ini, ISEI berharap bahwa pelatihan ini dapat mendorong lahirnya inisiatif-inisiatif berbasis riset yang dapat memperkaya wacana kebijakan sosial ekonomi di Indonesia, serta memperkuat sinergi antara akademisi, pembuat kebijakan, dan masyarakat sipil dalam merumuskan solusi atas tantangan ketimpangan dan perlindungan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan.